Kalah dalam Sepakbola

Hari ini anak pertama saya dengan tim sepakbolahnya (BSS Senayan) bertanding di IJL ( Indonesia Junior League ). Dua kali bertanding, dua kali kalah.

Secara pribadi, saya merasa kekalahan ini karena tim yang diturunkan belum berpengalaman dan secara kualitas tidak imbang. Ada campuran antara anak kelahiran 2015 dan 2016.

Anak 2016, cenderung masih belum siap secara fisik, teknik dan juga pengalaman dalam pertandingan eksternal yang kompetitif. Namun, pelatih punya kebijakan untuk menggabungkan dan memainkan semua pemain. Ini adalah prinsip permainan di Grassroots. Semua anak wajib mendapatkan menit bermain, tinggal pintar-pintarnya pelatih untuk bongkar pasang.

Tidak ada kekalahan yang mudah diterima. Meskipun begitu, tugas saya sebagai orang tua adalah untuk mengarahkan fokus anak saya kepada pengembangan personal. Saya menyoroti beberapa hal dari anak saya :

  1. Scanning dan membaca permainan
  2. Keputusan dribble yang perlu ditambah
  3. Meningkatkan body balance

Saya coba sempitkan kedalam tiga point saja, supaya mudah dia proses.

Saya biasanya akan membantu memvalidasi dan menenangkan reaksi emosi anak ketika kalah. Tapi hari ini dia tidak begitu reaktif, terlihat datar saja. Mungkin karena ada faktor skizoidnya ya.. hehe.. Tapi tetap saya kembali  mengingatkan bahwa kemenangan itu adalah bonus dan memiliki banyak faktor.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *